Teknik Catch and Release

Teknik catch and release adalah teknik menangkap ikan sewaktu memancing yang memperhatikan kelestarian lingkungan. Memancing dengan teknik ini akan menjaga kelestarian lingkungan dikeranakan kelangsungan daur kehidupan ikan dapat terpelihara dengan sempurna, setiap ikan terutama yang akan beranak akan dapat melanjutkan daur kehidupan secara sempurna.

Teknik catch and release adalah sebuah komitmen yang dapat dilakukan oleh para pemancing untuk ikut menjaga kelestarian lingkungan yang memang sekarang ini sudah sangat terganggu dengan adanya penangkapan ikan komersial yang besar-besaran sekaligus polusi air dan lingkungan yang cukup parah sehingga kehidupan berbagai macam ikan terganggu dan dimungkinkan jumlah berbagai ikan pancingan di alam liar menjadi berkurang secara pesat.

Cara memancing dengan memperhatikan semangat catch and release yakni dengan melepaskan ikan tangkapan anda setelah anda mendapatkannya. Ikan tangkapan dapat anda foto untuk keperluan dokumentasi tapi anda tidak boleh membunuhnya. Dengan melepaskan ikan yang sudah anda tangkap, maka ikan tersebut dapat terus terjaga kelestariannya.

Memancing ikan merupakan sebuah aktivitas menyenangkan yang kaitannya dengan menangkap ikan, namun dalam beberapa hal, kelestarian lingkungan haruslah menjadi perhatian kita bersama sehingga hobby memancing masih boleh dilakukan oleh anak cucu kita berpuluh-puluh tahun lagi kerana kelestarian ikan sasaran pemancingan masih terjaga dengan baik. Dengan konservasi alam yang ketat maka kelangsungan hobby memancing kita akan lestari.

Teknik memancing catch and release dapat dilakukan pada pemancingan air tawar maupun pemancingan air laut. Mengingat banyak jenis-jenis ikan yang ada sekarang ini sudah termasuk ikan yang masuk kategori ikan langka. Berbagai jenis dan spesies ikan laut bahkan sekarang ini merupakan ikan yang langka.

Memang di negara kita pelaksanaan teknik catch and release ini masih belum popular mengingat kesadaran lingkungan kita yang masih rendah, namun jika kita para pemancing masih lagi prihatin dengan kelestarian lingkungan teknik catch and release akan membantu penyelamatan lingkungan sekitar.

Di beberapa klub memancing, ada yang menyarankan untuk menggunakan mata pancing yang tidak memiliki barb atau barbless. Barb adalah kait yang ada pada hujung mata pancing untuk menjaga ikan yang sudah tertangkap oleh pancing tidak sampai lepas. Penggunaan mata pancing barbless memang mengurangi sekali risiko kematian ikan hasil tangkapan anda, namun ada juga pendapat beberapa pemancing yang mengatakan jika mata kail tidak menggunakan barb, kemungkinan ikan sasaran dapat melepaskan diri dari kail akan mudah dan tentu saja peluang mendapatkan ikan juga semakin kecil.

Cara catch and release memang belum dijadikan aturan yang resmi di negara kita untuk konservasi alam, namun sebaiknya para pemancing sebaiknya menggunakannya sebagai salah satu bentuk kepedulian anda terhadap konservasi alam.

Ni Gan Billfish, Si Primadona Mancing

Billfish, Si Primadona Mancing - Memancing di laut memang memiliki tantangan dan kenikmatan tersendiri bagi para pemancing, khususnya saat strike billfish (jenis ikan berparuh). Sekarang ini sudah sering diadakan turnamen laut yang salah satu kategori juaranya adalah ‘Juara Billfish’.

Jenis ikan yang di anggap paling kuat dalam olahraga mancing adalah jenis ikan berparuh. Kebanyakan dari jenis ini akan mempertontonkan atraksi yang cukup lengkap. Menyelam, melompat, menari dipermukaan, menggeleng dengan liar, dsb.

Beberapa pemancing pernah berucap: ”Jangan pernah mengaku sebagai pemancing, sebelum menaklukan salah satu dari jenis ikan berparuh ini”. Selain perlawanan yang gigih, jenis ini juga dikenal dengan ukurannya yang besar. Beberapa diantaranya bisa mencapai lebih dari 500 Kg.

Memancing dengan tim yang solid (Kapten, kru kapal dan pemancing) sangat dianjurkan untuk memenangkan pertarungan dengan jenis ini. Bersiap akan sambarannya dan berilah Label (Tag) sebelum melepaskannya, jika anda memenangkan pertarungan tersebut.

Berikut ini nama-nama ikan jenis Billfish, antara lain:

1. Ikan Pedang

  • Nama Lain : Broadbill Swordfish, Broadie, Pez Espada
  • Jenis : Broadbill Swordfish, Broadie, Pez Espada
  • Ukuran : Biasanya mulai dari 50 Kg s/d diatas 500 Kg.
  • Rekor Dunia : 1,182 pounds
  • Karakter : Tidak seliar Marlin Biru, tetapi memiliki kekuatan setara dan bertarung dengan kasar yang mana kadang-kadang dapat juga melakukan lompatan spektakuler.
2. Marlin Hitam
  • Nama Lain : Black Marlin, White Marlin, Silver Marlin
  • Jenis : Makaira Indica
  • Ukuran : Perkiraan berat maximum 1.000 Kg
  • Rekor Dunia : 1,560 pounds
  • Karakter : Sangat kuat dan luar biasa cepat yang mana bukan hanya menguji pemancing dan pirantinya tetapi juga seluruh kru kapal. Berenang cepat dipermukaan, lalu menyelam di kedalaman yang dapat menyebabkan kenur putus karena hambatan air.
3. Marlin Biru
  • Nama Lain : Blue Marlin, Pacific Blue Marlin
  • Jenis : Makaira Mazara (Marlin Biru Pacific), Makaira Nigricans(Marlin Biru Atlantic)
  • Ukuran : Dapat mencapai berat 1.200 Kg lebih (Pacific)
  • Rekor Dunia : 1,402 pounds (Atlantic)
  • Karakter : Lebih kuat dari Marlin Hitam dan untuk menangkap Marlin Biru sangat pasti diperlukan kerja tim. Biasanya bertarung lebih dalam dibandingkan dengan Marlin Hitam atau Marlin Loreng.
4. Marlin Loreng
  • Nama Lain : Striped Marlin, Striper, Stripey
  • Jenis : Tetrapturus Audax
  • Ukuran : Diperkirakan berat maximum mencapai 250 Kg.
  • Rekor Dunia : 494 pounds
  • Karakter : Petarung yang kuat untuk piranti ringan Biasanya akan menari dipermukaan jika terpancing dan melakukan lompatan-lompatan spektakuler. Ketika pertama kali terpancing akan melompat beberapa kali, kemudian menyelam dikedalaman tanpa pernah muncul kembali. Ikan yang fantasis untuk dipancing dengan pancing cambuk (Fly fishing).
5. Marlin Kapak
  • Nama Lain : Hatchet Marlin
  • Jenis : Tetrapturus Sp.
  • Ukuran : Tidak diketahui, kemungkinan berkisar 100 Kg
  • Rekor Dunia : Tidak ada
  • Karakter : Sangat langka. Merupakan varian dari Marlin Putih, kemampuan bertarung sama dengan Marlin Putih.
6. Marlin Putih
  • Nama Lain : White Marlin, Spikefish, Agujo Blanco
  • Jenis : Tetrapturus Albidus
  • Ukuran : Berat maximum diperkirakan lebih dari 100 Kg
  • Rekor Dunia : 181 pounds
  • Karakter : Mungkin jenis ini merupakan jenis ikan berparuh yang paling senang berada di udara, tetapi juga dengan stamina yang baik.
7. Ikan Layaran
  • Nama Lain : Indo-Pacific Sailfish, Spindlebeak, Pez Vela
  • Jenis : Istiophorus Platypterus (Layaran Indo-Pacific), Istiophorus Albicans (Atlantic)
  • Ukuran : Berat maximum diperkirakan 120 Kg. (Layaran Indo-Pacific)
  • Rekor Dunia : 221 pounds (Layaran Indo-Pacific), 141 pounds (Layaran Altantic)
  • Karakter : Berakrobatik dengan spektakuler dan lebih banyak berada di atas air ketika terpancing. Kecepatan yang luar biasa yang umumnya tidak bertarung dikedalaman. Merupakan primadona untuk piranti ringan dan mancing cambuk (Fly fishing).
8. Ikan Todak Berparuh Panjang
  • Nama Lain : Longbill Spearfish, Altantic Spearfish, Long-nose Spearfish
  • Jenis : Tetrapturus Pfleugeri
  • Ukuran : Berat maximum 50 Kg
  • Rekor Dunia : 94 pounds
  • Karakter : Sebagai ikan yang termasuk kecil dalam keluarga ikan berparuh, ikan ini sangat asyik dipancing dengan piranti ringan dalam mengantisipasi larinya yang secepat kilat dan juga akrobat yang dilakukannya.
9. Ikan Todak Mediteranian
  • Nama Lain : Mediterannean Spearfish
  • Jenis : Tetrapturus Belone
  • Ukuran : Berat maximum 50 Kg
  • Rekor Dunia : 90 pounds
  • Karakter : Sebagai ikan yang termasuk kecil dalam keluarga ikan berparuh, ikan ini sangat asyik dipancing dengan piranti ringan dalam mengantisipasi larinya yang secepat kilat dan juga akrobat yang dilakukannya.
10. Ikan Todak Berparuh Pendek
  • Nama Lain : Shortbill Spearfish, Altantic Spearfish
  • Jenis : Tetrapturus Angustirotris
  • Ukuran : Berat maximum 50 Kg
  • Rekor Dunia : None
  • Karakter : Sebagai ikan yang termasuk kecil dalam keluarga ikan berparuh, ikan ini sangat asyik dipancing dengan piranti ringan dalam mengantisipasi larinya yang secepat kilat dan juga akrobat yang dilakukannya.

Bottom Trawling Adalah Teknik Mancing Yang Ilegal Gan

Bottom Trawling Adalah Teknik Mancing Yang IlegalBottom trawling merupakan cara memancing dengan menggunakan pukat, yang berupa jaring ikan dengan jangkauan yang luas dan lebar. Jaring yang dipasang pada teknik bottom trawling dipasang di sepanjang dasar laut (bottom) sampai kedalaman tertentu yaitu untuk menangkap ikan demersal yaitu ikan-ikan yang mencari makan di dasar perairan maupun ditengah perairan. Ikan yang ditangkap dengan cara bottom trawling bisa beraneka macam karena penggunaannya di dasar perairan yang merupakan jalur ikan mencari makan.

Jaring pukat bottom trawling dipasang rendah di dasar perairan dengan kedalaman yang cukup dalam di dalam perairan dan ditarik oleh kapal pukat baik dengan sistem 1 kapal maupun 2 kapal join menjadi satu. Kapal yang dipakai biasanya yang memiliki daya yang cukup kuat sampai lebih dari 10.000 HP sehingga mampu menarik bottom trawling tanpa kesulitan.

Jaring pukat bottom trawling menangkap hampir semua jenis ikan di daerah dasar perairan seperti ikan cod, cumi, udang dan berbagai ikan yang hidup di karang-karang. Ikan besar dan kecil serta berbagai macam molusca biasanya ikut terbawa oleh jaring pukat ini. Hampir semua spesies yang kecil yang terkena jaring pukat ini tidak mampu meloloskan diri dari jaring pukat bottom trawling mengingat kecilnya lubang jaring yang ada.

Kehancuran suatu ekosistem di suatu perairan menjadi ancaman penggunaan bottom trawling. Banyak ikan besar dan kecil yang tidak bisa meloloskan diri, dan akhirnya diambil sebagai komoditi meskipun harganya sangat murah. Dengan diambilnya semua jenis ikan bahkan dari berbagai umur, menyebabkan daur hidup ikan menjadi terganggu dan menjadi rusak.

Belum lagi kerusakan yang ditimbulkan jaring tersebut jika menghantam terumbu karang dan merusaknya, maka konservasi terumbu karang menjadi terganggu. Terumbu karang yang menjadi tempat hidup banyak spesies ikan menjadi terancam dengan adanya jaring pukat yang kuat melewatinya dan menghancurkannya.

Di beberapa negara penggunaan bottom trawling beberapa sudah diawasi, pengawasan terutama dari jenis dan bentuk jaringnya apakah sudah sesuai dengan standard penangkapan ikan. Besar lubang jaring merupakan faktor penentu besaran ikan yang akan ditangkap. Namun lebih banyak negara yang melarang jenis pukat bottom trawling digunakan sebagai cara penangkapan komersialnya. Mengingat banyaknya kerugian yang ditimbulkannya dibandingkan dengan keuntungan yang didapatkannya.

Kerusakan lingkungan memang merupakan hal yang patut diwaspadai oleh para nelayan profesional, mengingat masa depan industri perikanan di masa depan, semoga para pemancing pun memperhatikan konservasi lingkungan dengan menggalakkan program “catch and release” bagi ikan-ikan yang termasuk langka. Termasuk penggunaan cara-cara penangkapan ikan yang selalu memperhatikan kelestarian lingkungan demi anak cucu kita kelak.

Mancing Alam Liar atau Wild Fishing

Mancing Alam Liar atau Wild Fishing - Wild Fishing atau biasa dikenal juga dengan sebutan mancing alam liar kini mulai banyak digemari oleh masyarakat. Mereka berpendapat wild fishing ini sangat menantang dan mengasyikan, apalagi jika hasil pancingannya adalah ikan dari berbagai jenis spesies dengan frekuensi strike yang banyak. Maka bukan tidak mungkin, pemancing tersebut akan ketagihan untuk mancing kembali.

Selain itu pula wild fishing digemari masyarakat karena beberapa alasan diantaranya : pemancing harus pintar menyesuaikan piranti mancing yang digunakan serta membutuhkan kesabaran yang ekstra lebih. Dan satu hal yang pasti wild fishing ini bisa menjadi alternatif bagi para pemancing pada saat keuangan menipis, karena biayanya yang relatif lebih murah.

Lokasi yang digunakan untuk wild fishing bisa di kali, sungai, setu atau pun danau buatan. Bagi masyarakat yang tinggal di Jakarta mungkin agak sulit untuk menemukan lokasi wild fishing yang tepat, tetapi untuk satu atau dua tempat masih ada walaupun lokasinya dipinggiran Jakarta. Sedangkan untuk daerah di luar kota Jakarta seperti Bogor, Depok dan Tangerang masih banyak tempat yang bisa di jadikan untuk wild fishing.

Jenis ikan yang menjadi target buruan dalam wild fishing ini bermacam-macam tergantung dari wilayah masing-masing dimana kita mancing. Biasanya ikan yang ditemukan dalam wild fishing ini diantaranya : Ikan toman, hampala, gabus, sepat, lele, mujaer, wader hingga ikan cere dengan ukuran yang berbeda-beda tentunya.

Di bawah ini ada beberapa tips mancing Wild Fishing.

1. Umpan

Umpan adalah bagian terpenting dalam memancing, karena umpan juga menjadi salah satu penentu sukses atau tidaknya memancing. Untuk wild fishing, umpan yang biasa digunakan adalah jangkrik, cacing, roti, pellet dan udang. Sebaiknya umpan-umpan tersebut disiapkan telebih dulu sebelum berangkat mancing, karena jika sudah sampai di lokasi mancing jarang sekali ditemukan penjual umpan.

Anda juga bisa menggunakan umpan tiruan / lure sebagai variasi dalam teknik mancing selain dan menggunakan pelampung, kasting juga bisa menjadi alternatif lain.

2. Pancing

Gunakan mata kail yang tidak terlalu besar, karena jika terlalu besar ikan akan mudah terlepas dari mata kail sehingga kurang efektif jika digunakan.

3. Senar

Untuk merasakan sensasi yang berbeda pada saat strike, sebaiknya gunakan line monofilament dengan ukuran kecil antara 0,1 atau 0,12 mm.

4. Pelampung

Pelampung digunakan sebagai indikator saat umpan kita dimakan oleh ikan, selain itu pelampung juga berfungsi untuk menahan umpan agar tetap berada di tengah-tengah air. Gunakan pelampung dengan model bulat panjang 2-3 cm.

5. Pemberat

Penggunaan timah ini dimaksudkan agar umpan bisa lebih cepat masuk ke dalam air. Pilih timah lipat yang tipis atau timah daun, gunakan sedikit saja agar pelampung tidak ikut tenggelam.

Mancing Wader Yuk!

Mancing Wader Yuk! - Ikan wader merupakan ikan yang banyak di konsumsi oleh penduduk lokal. Ikan yang mempunyai panjang rata-rata 4-13 cm dan berat antara 200-300 g dapat kita temukan di sungai, sawah, danau, rawa yang berair bening.

Ikan wader adalah jenis ikan air tawar yang paling gampang ditemukan di kolam-kolam dan waduk ataupun sungai yang airnya jernih. Ikan ini memiliki kekhasan yakni adanya dua bintik yang terdapat dibawah badannya. Ikan wader termasuk dalam suku Cyprinidae dan terdapat di perairan tawar di seluruh nusantara dan dalam bahasa Inggris diberi nama spotted barb. Ikan ini memiliki ukuran kecil sebesar jari kelingking dan yang paling besar bisa mencapai ukuran 2 jari manusia.

Ikan wader di alam liar memakan semua makanan yang ada di alam alias omnivora. Ia makan berbagai jenis makanan seperti telur ikan lain, lumut dan berbagai jenis serangga air. Ikan ini termasuk ikan yang rakus bahkan besifat karnivora karena ia juga makan telur ikan wader lainnya yang ada di perairan.

Memancing ikan wader merupakan hal yang cukup menyenangkan karena ikan ini gampang berkembang biak di sungai atau selokan kecil sehingga hampir semua tempat dapat ditemukan jenis ikan wader. Cara memancingnya adalah dengan menggunakan mata pancing yang berukuran kecil sekali. Pakan yang berupa pelet yang sudah direndam di bentuk kecil sebesar butiran nasi dan dipasang pada mata pancing. Pemberian mata pancing dan umpannya yang kecil akan membuat ikan wader akan lebih mudah menyambar pakan tersebut.

Ikan wader termasuk jenis ikan yang menyambar saat memakan umpannya, karenanya dibutuhkan ketepatan dan kecepatan saat menarik joran pancing sebelum umpan terlepas dari mata pancingnya. Rangkaian mata pancingnya pun bisa disusun dengan menggunakan pelampung maupun tidak. Penggunaan pelampung memang ditujukan sebagai indikator saat umpan disambar ikan, semakin cepat anda menarik joran anda, maka semakin kecil kemungkinan ikan lolos.

Ikan wader di Indonesia hanya digunakan sebagai ikan konsumsi alias dimakan, namun di negara eropa jenis ikan ini dipelihara sebagai ikan hias karena memiliki warna keperakan yang indah, dan beberapa jenis lain dari wader juga memiliki warna kehijauan sehingga lebih indah saat dipelihara di aquarium. Jenis lain dari ikan wader dapat berwarna merah dan kuning keperakan, namun semua memiliki ciri yang sama yaitu adanya bintik hitam di bagian bawah tubuhnya.

Menangkap Ikan Dengan Pukat Cincin

Purse Seine disebut juga “pukat cincin” karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin untuk mana “tali cincin” atau “tali kerut” di lalukan di dalamnya. Fungsi cincin dan tali kerut/ tali kolor ini penting terutama pada waktu pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang tadinya tidak berkantong akan terbentuk pada tiap akhir penangkapan.

Prinsip menangkap ikan dengan purse seine adalah dengan melingkari suatu gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring bagian bawah dikerucutkan, dengan demikian ikan-ikan terkumpul di bagian kantong. Dengan kata lain dengan memperkecil ruang lingkup gerak ikan. Ikan-ikan tidak dapat melarikan diri dan akhirnya tertangkap. Fungsi mata jaring dan jaring adalah sebagai dinding penghadang, dan bukan sebagai pengerat ikan.

Sejarah Purse Seine

Purse seine, pertama kali diperkenalkan di pantai uatara Jawa oleh BPPL (LPPL) pada tahun 1970 dalam rangka kerjasama dengan pengusaha perikanan di Batang (Bpk. Djajuri) dan berhasil dengan baik. Kemudian diaplikasikan di Muncar (1973 / 1974) dan berkembang pesat sampai sekarang. Pada awal pengembangannya di Muncar sempat menimbulakan konflik sosial antara nelayan tradisional nelayan pengusaha yang menggunakan purse seine. Namun akhirnya dapat diterima juga. Purse seine ini memang potensial dan produktivitas hasil tangkapannya tinggi. Dalam perkembangannya terus mengalami penyempurnaan tidak hanya bentuk (kontruksi) tetapi juga bahan dan perahu/ kapal yang digunakan untuk usaha perikanannya.
Prospektif Purse Seine
Pentingnya pukat cincin dalam rangka usaha penangkapan sudah tidak perlu diragukan untuk pukat cincin besar daerah penangkapannya sudah menjangkau tempat-tempat yang jauh yang kadang melakukan penangkapan mulai laut Jawa sampai selat Malaka dalam 1 trip penangkapan lamanya 30-40 hari diperlukan berkisar antara 23-40 orang. Untuk operasi penangkapannya biasanya menggunakan “rumpon”. Sasaran penangkapan terutama jenis-jenis ikan pelagik kecil (kembung, layang, selat, bentong, dan lain-lain).

Hasil tangkapan terutama lemuru, kembung, slengseng, cumi-cumi.

Karakteristik
Dengan menggunakan one boat sistem cara operasi menjadi lebih mudah. Pada operasi malam hari lebih mungkin menggunakan lampu untuk mengumpulkan ikan pada one boat sistem. Dengan one boat sistem memungkinkan pemakaian kapal lebih besar, dengan demikian area operasi menjadi lebih luas dan HP akan lebih besar, yang menyebabkan kecepatan melingkari gerombolan ikan juga akan lebih besar. Oleh sebab itu dapat dikatakan tipe one boat akan lebih ekonomis dan efisien jika kapal mekaniser, karena dengan menggunakan sistem mekaniser pekerjaan menarik jaring, mengangkat jaring, mengangkat ikan dll pekerjaan di dek menjadi lebih mudah.
Bahan dan Spesifikasinya

a. Bagian jaring
Nama bagian jaring ini belum mantap tapi ada yang membagi 2 yaitu “bagian tengah” dan “jampang”. Namun yang jelas ia terdiri dari 3 bagian yaitu:
  • Jaring utama, bahan nilon 210 D/9 #1”
  • Jaring sayap, bahan dari nilon 210 D/6 #1”
  • Jaring kantong, #3/4”
  • Srampatan (selvedge), dipasang pada bagian pinggiran jaring yang fungsinya untuk memperkuat jaring pada waktu dioperasikan terutama pada waktu penarikan jaring. Bagian ini langsung dihubungkan dengan tali temali. Srampatan (selvedge) dipasang pada bagian atas, bawah, dan samping dengan bahan dan ukuran mata yang sama, yakni PE 380 (12, #1”). Sebanyak 20,25 dan 20 mata.
b. Tali temali
  • Tali pelampung: Bahan PE Ø 10mm, panjang 420m.
  • Tali ris atas: Bahan PE Ø 6mm dan 8mm, panjang 420m.
  • Tali ris bawah: Bahan PE Ø 6mm dan 8mm, panjang 450m.
  • Tali pemberat: Bahan PE Ø 10mm, panjang 450m.
  • Tali kolor bahan: Bahan kuralon Ø 26mm, panjang 500m.
  • Tali slambar: bahan PE Ø 27mm, panjang bagian kanan 38m dan kiri 15m
c. Pelampung
Ada 2 pelampung dengan 2 bahan yang sama yakni synthetic rubber. Pelampung Y-50 dipasang dipinggir kiri dan kanan 600 buah dan pelampung Y-80 dipasang di tengah sebanyak 400 buah. Pelampung yang dipasang di bagian tengah lebih rapat dibanding dengan bagian pinggir.

d. Pemberat
Terbuat dari timah hitam sebanyak 700 buah dipasang pada tali pemberat.

e. Cincin

Terbuat dari besi dengan diameter lubang 11,5cm, digantungkan pada tali pemberat dengan seutas tali yang panjangnya 1m dengan jarak 3m setiap cincin. Kedalam cincin ini dilakukan tali kolor (purse line)

Hasil Tangkapan

Ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dari purse seine adalah ikan-ikan yang “Pelagic Shoaling Species”, yang berarti ikan-ikan tersebut haruslah membentuk shoal (gerombolan), berada dekat dengan permukaan air (sea surface) dan sangatlah diharapkan pula agar densitas shoal itu tinggi, yang berarti jarak antara ikan dangan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin. Dengan kata lain dapat juga dikatakan per

satuan volume hendaklah jumlah individu ikan sebanyak mungkin. Hal ini dapat dipikirkan sehubungan dengan volume yang terbentuk oleh jaring (panjang dan lebar) yang dipergunakan.

Jenis ikan yang ditangkap dengan purse seine terutama di daerah Jawa dan sekitarnya adalah : Layang (Decapterus spp), bentang, kembung (Rastrehinger spp) lemuru (Sardinella spp), slengseng, cumi-cumi dll.

Daerah Penangkapan
Purse seine dapat digunakan dari fishing ground dengan kondisi sebagai berikut :
  1. A spring layer of water temperature adalah areal permukaan dari laut
  2. Jumlah ikan berlimpah dan bergerombol pada area permukaan air
  3. Kondisi laut bagus
  4. Purse seine banyak digunakan di pantai utara Jawa / Jakarta, cirebon, Juwana dan pantai Selatan (Cilacap, Prigi, dll).Alat Bantu Penangkapan
I. Lampu
Fungsi lampu untuk penangkapan adalah untuk mengumpulkan kawanan ikan kemudian dilakukan operasi penangkapan dengan menggunakan berbagai alat tangkap, seperti purse seine.Jenis lampu yang digunakan bermacam-macam, seperti oncor (obor), petromaks, lampu listrik (penggunaannya masih sangat terbatas hanya untuk usaha penangkapan sebagian dari perikanan industri).

Ikan-ikan itu tertarik oleh cahaya lampu kiranya tidak terlalu dipermasalahkan sebab adalah sudah menjadi anggapan bahwa hampir semua organisme hidup termasuk ikan yang media hidupnya itu air terangsang (tertarik) oleh sinar/ cahaya (phototaxis positif) dan karena itu mereka selalu berusaha mendekati asal / sumber cahaya dan berkumpul disekitarnya.
II. Rumpon
Rumpon merupakan suatu bangunan (benda) menyerupai pepohonan yang dipasang (ditanam) di suatu tempat ditengah laut. Pada prinsipnya rumpon terdiri dari empat komponen utama, yaitu : pelampung (float), tali panjang (rope) dan atraktor (pemikat) dan pemberat (sinkers / anchor).

Rumpon umumnya dipasang (ditanam) pada kedalaman 30-75 m. Setelah dipasang kedudukan rumpon ada yang diangkat-angkat, tetapi ada juga yang bersifat tetap tergantung pemberat yang digunakan.

Dalam praktek penggunaan rumpon yang mudah diangkat-angkat itu diatur sedemikian rupa setelah purse seine dilingkarkan, maka pada waktu menjelang akhir penangkapan, rumpon secara keseluruhan diangkat dari permukaan air dengan bantuan perahu penggerak (skoci, jukung, canoes)

Untuk rumpon tetap atau rumpon dengan ukuran besar, tidak perlu diangkat sehingga untuk memudahkan penangkapan dibuat rumpon mini yang disebut “pranggoan” (jatim) atau “leret” (Sumut, Sumtim). Pada waktu penangkapan mulai diatur begitu rupa, diusahakan agar ikan-ikan berkumpul disekitar rumpon dipindahkan atau distimulasikan ke rumpon mini. Caranya ada beberapa macam misalnya dengan menggiring dengan menggerak-gerakkan rumpon induk dari atas perahu melalui pelampung-pelampungnya. Cara lain yang ditempuh yaitu seakan-akan meniadakan rumpon induk untuk sementara waktu dengan cara menenggelamkan rumpon induk atau mengangkat separo dari rumpo yang diberi daun nyiur ke atas permukaan air. Terjadilah sekarang ikan-ikan yang semula berkumpul di sekitar rumpon pindah beralih ke rumpon mini dan disini dilakukan penangkapan.

Sementara itu bisa juga digunakan tanpa sama sekali mengubah kedudukan rumpon yaitu dengan cara mengikatkan tali slambar yang terdapat di salah satu kaki jaring pada pelampung rumpon, sedang ujung tali slambar lainnya ditarik melingkar di depan rumpon. Menjelang akhir penangkapan satu dua orang nelayan terjun kedalam air untuk mengusir ikan-ikan di sekitar rumpon masuk ke kantong jaring. Cara yang hampir serupa juga dapat dilakukan yaitu setelah jaring dilingkarkan di depan rumpon maka menjelang akhir penangkapan ikan-ikan di dekat rumpon di halau engan menggunakan galah dari satu sisi perahu.

Teknik Penangkapan (Sitting dan Moulting)
Pada umumnya jaring dipasang dari bagian belakang kapal (buritan) sungguhpun ada juga yang menggunakan samping kapal. Urutan operasi dapat digambarkan sebagai berikut :



a) Pertama-tama haruslah diketemukan gerombolan ikan terlebih dahulu. Ini dapat dilakukan berdasarkan pengalaman-pengalaman, seperti adanya perubahan warna permukaan air laut karena gerombolan ikan berenang dekat dengan permukaan air, ikan-ikan yang melompat di permukaan terlihat riak-riak kecil karena gerombolan ikan berenang dekat permukaan. Buih-buih di permukaan laut akibat udara-udara yang dikeluarkan ikan, burung-burung yang menukik dan menyambar-nyambar permukaan laut dan sebagainya. Hal-hal tersebut diatas biasanya terjadi pada dini hari sebelum matahari keluar atau senja hari setelah matahari terbenam disaat-saat mana gerombolan ikan-ikan teraktif untuk naik ke permukaan laut. Tetapi dewasa ini dengan adanya berbagai alat bantu (fish finder, dll) waktu operasipun tidak lagi terbatas pada dini hari atau senja hari, siang haripun jika gerombolan ikan diketemukan segera jaring dipasang.

b) Pada operasi malam hari
, mengumpulkan/ menaikkan ikan ke permukaan laut dilakukan dengan menggunakan cahaya. Biasanya dengan fish finder bisa diketahui depth dari gerombolan ikan, juga besar dan densitasnya. Setelah posisi ini tertentu barulah lampu dinyalakan (ligth intesity) yang digunakan berbeda-beda tergantung pada besarnya kapal, kapasitas sumber cahaya. Juga pada sifat phototxisnya ikan yang menjadi tujuan penangkapan.

c) Setelah fishing shoal diketemukan perlu diketahui pula swimming direction, swimming speed, density ; hal-hal ini perlu dipertimbangkan lalu diperhitungkan pula arah, kekuatan, kecepatan angin, dan arus, sesudah hal-hal diatas diperhitungkan barulah jaring dipasang. Penentuan keputusan ini harus dengan cepat, mengingat bahwa ikan yang menjadi tujuan terus dalam keadaan bergerak, baik oleh kehendaknya sendiri maupun akibat dari bunyi-bunyi kapal, jaring yang dijatuhkan dan lain sebagainya. Tidak boleh luput pula dari perhitungan ialah keadaan dasar perairan, dengan dugaan bahwa ikan-ikan yang terkepung berusaha melarikan diri mencari tempat aman (pada umumnya tempat dengan depth yang lebih besar) yang dengan demikian arah perentangan jaring harus pula menghadang ikan-ikan yang terkepung dalam keadaan kemungkinan ikan-ikan tersebut melarikan diri ke depth lebih dalam.

 Dalam waktu melingkari gerombolan ikan kapal dijalankan cepat dengan tujuan supaya gerombolan ikan segera terkepung. Setelah selesai mulailah purse seine ditarik yang dengan demikian bagian bawah jaring akan tertutup. Melingkari gerombolan ikan dengan jaring adalah dengan tujuan supaya ikan-ikan jangan dapat melarikan diri dalam arah horisontal. Sedang dengan menarik purse line adalah untuk mencegah ikan-ikan supaya ikan-ikan jangan dapat melarikan diri ke bawah. Antara dua tepi jaring sering tidak dapat tertutup rapat, sehingga memungkinkan menjadi tempat ikan untuk melarikan diri. Untuk mencegah hal ini, dipakailah galah, memukul-mukul permukaan air dan lain sebagainya. Setelah purse line selesai ditarik, barulah float line serta tubuh jaring (wing) dan ikan-ikan yang terkumpul diserok/ disedot ke atas kapal.
 Hal-hal yang Mempengaruhi Keberhasilan Penangkapan

1. Kecerahan Perairan
Transparasi air penting diketahui untuk menentukan kekuatan atau banyak sedikit lampu. Jika kecerahan kecil berarti banyak zat-zat atau partikel-partikel yang menyebar di dalam air, maka sebagian besar pembiasan cahaya akan habis tertahan (diserap) oleh zat-zat tersebut, dan akhirnya tidak akan menarik perhatian atau memberi efek pada ikan yang ada yang letaknya agak berjauhan.

2. Adanya gelombang
Angin dan arus angin. Arus kuat dan gelombang besar jelas akan mempengaruhi kedudukan lampu. Justru adanya faktor-faktor tersebut yang akan merubah sinar-sinar yang semula lurus menjadi bengkok, sinar yang terang menjadi berubah-ubah dan akhirnya menimbulkan sinar yang menakutkan ikan (flickering light). Makin besar gelombang makin besar pula flickering lightnyadan makin besar hilangnya efisiensi sebagai daya penarik perhatian ikan-ikanmaupun biota lainnya menjadi lebih besar karena ketakutan. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan penggunaan lampu yang kontruksinya disempurnakan sedemikian rupa, misalnya dengan memberi reflektor dan kap (tudung) yang baik atau dengan menempatkan under water lamp.

3. Sinar Bulan
Pada waktu purnama sukar sekali untuk diadakan penangkapan dengan menggunakan lampu (ligth fishing) karena cahaya terbagi rata, sedang untuk penangkapan dengan lampu diperlukan keadaan gelap agar cahaya ;ampu terbias sempurna ke dalam air.

4. Musim
Untuk daerah tertentu bentuk teluk dapatmemberikan dampak positif untuk penangkapan yang menggunakan lampu, misalnya terhadap pengaruh gelombang besar, angin dan arus kuat. Penangkapan dengan lampu dapat dilakukan di daerah mana saja maupun setiap musim asalkan angin dan gelombang tidak begitu kuat.

5. Ikan dan Binatang Buas
Walaupun semua ikan pada prinsipnya tertarik oleh cahay lampu, namun umumnya lebih didominasi oleh ikan-ikan kecil. Jenis-jenis ikan besar (pemangsa) umumnya berada di lapisan yang lebih dalam sedang binatang-binatang lain seperti ular laut, lumba-lumba berada di tempat-tempat gelap mengelilingi kawanan-kawanan ikan-ikan kecil tersebut. Binatang-binatang tersebut sebentar-sebentar menyerbu (menyerang) ikan-ikan yang bekerumun di bawah lampu dan akhirnya mencerai beraikan kawanan ikan yang akan ditangkap.

6. Panjang dan Kedalaman Jaring
Untuk purse seine yang beroperasi dengan satu kapal digunakan jaring yang tidak terlalu panjang tetapi agak dalam karena gerombolan ikan di bawah lampu tidak bergerak terlalu menyebar . jaring harus cukup dalam untuk menangkap gerombolan ikan mulai permukaan sampai area yang cukup dalam di bawah lampu.

7. Kecepatan kapal pada waktu melingkari gerombolan ikan
Jika kapal dijalankan cepat maka gerombolan ikan dapat segera terkepung.

8. Kecepatan Menarik Purse Line
Purse line harus ditarik cepat agar ikan jangan sampai melarikan diri ke bawah.

Yuk Mancing Sepat

Sepat adalah ikan yang hidupnya bergerombol, tempat yang ideal untuk mancing sepat adalah yang kondisi airnya tenang dan tentunya tidak berarus. Makanya danau, waduk, rawa, kolam bekas galian pasir adalah tempat yang paling ideal untuk berburu sepat. Namun bukan berarti di tempat yang berarus sepat tidak bisa dipancing, tentunya akan lebih sulit memancing sepat di tempat yang berarus (hal ini bisa dijadikan tantangan).
Keuntungan dalam memancing sepat adalah sifat dari ikan ini yang secara periodic mengambil
 
oksigen langsung dari udara. Kebiasaan sepat yang satu ini memudahkan kita mencari tempat dimana sepat bergerombol. Ciri-ciri tempat dimana sepat bergerombol adalah spot dimana sepat tidak henti-hentinya mengambil udara sepintas akan terlihat seperti “boiling”.

Biasanya sepat berkumpul di dekat tanaman air seperti kangkung, eceng gondok dan sejenisnya. Karena selain tempat makan, tanaman tersebut juga dijadikan tempat untuk menyimpan telur mereka saat berkembang biak.

Sesampainya di lokasi mancing, luangkan waktu berkeliling mencari tempat dimana sepatnya keliatan banyak. Jangan terburu-buru , santai saja menikmati pemandangan sekitar adalah bagian yang tidak terpisahkan dari memancing sepat. So santai saja dan nikmati setiap tahapnya…

Joran
Pada dasarnya setiap jenis joran bisa digunakan untuk memancing sepat, namun demikian untuk merasakan sensasi strike sepat tentunya kita harus menyesuaikan dengan ukuran sepat yang akan kita pancing. Berhubung monster sepat hanya berukuran maksimal 3 jari, rasanya sangat pas kalau kita menggunakan joran dengan kelas super light tackle.
Joran yang direkomendasikan adalah tegek mini (mini pole rod) untuk berburu sepat. Joran ini bisa kita temukan di setiap toko pancing, harganya pun cukup murah dan terjangkau. Selain simple karena bisa dilipat tegek juga mempunyai kelebihan lain yaitu kita tidak membutuhkan kelosan/gulungan atau ril penggulung, cukup ikat benang diujung tegek sepanjang tegek tersebut dan langsung bisa digunakan.

Karena sepat biasa berkumpul di pinggir kita tidak membutuhkan tegek yang terlalu panjang. Ukuran dua meter dirasakan sangat tepat untuk berburu sepat. Makin kecil diameter tegek yang digunakan maka sensasi tarikan sepat akan lebih terasa. Usahakan joran atau tegek yang digunakan tidak terlalu lentur karena semakin lentur akan semakin sulit bagi kita untuk mengkonversi strike menjadi hook-up.

Jika anda memang suka dengan tantangan lebih, bisa juga kita menggunakan joran super lentur buatan kita sendiri dari bahan fiberglass. Biasanya di toko-toko pancing kita bisa menemukan fiber yang sudah sangat lentur untuk bahan pembuatan joran sepat ini. Apabila anda merasa blank fiber yang anda beli kurang lentur anda bisa mengamplasnya sehingga mencapai kelenturan yang diinginkan.

Line
Semaki kecil diameter benang (line) yang kita gunakan semakin baik hasil yang akan kita capai. Karena menggunakan benang diameter besar akan membuat sepat takut dan ragu-ragu untuk menyambar umpan. Apalagi berat seekor sepat rata-rata tidak lebih dari 20gr, tentunya kita tidak membutuhkan benang dengan kekuatan besar . Benang dengan kekuatan 1 pounds (lbs) atau sama dengan 0.5kg lebih dari cukup untuk berburu sepat.
Namun demikian usahakan mencari benang yang memiliki diameter kecil dengan “bondage” yang besar, bisa jadi sat kita mancing sepat ikan lain dengan ukuran lebih besar menyambar umpan kita. Tentunya kesempatan ini tidak ingin kita sia-sia kan bukan? Anggap saja sebagai bonus. Intinya sedia paying sebelum hujan.
Apabila di spot tempat anda mancing sepat terdapat ikan jenis lain yang berukuran lebih besar dari sepat gunakanlah benang dengan diameter maksimal 0.13 mm yang biasanya memiliki kekuatan sampai dengan 3 pounds (1.5kg). Ukuran 0.13 mm dirasakan belum menakuti sepat sehingga sepat masih mau makan umpan kita.

Kail
Karena mulut sepat terkenal sangat kecil jelas kita membutuhkan mata kail yang super kecil pula. Bagi daerah yang terbiasa dengan ngabenteur atau waderan (jawa) rasanya tidak akan sulit untuk mencari mata kali yang super mini ini. Namun jangan lupa kalau benteur/wader masih bisa dipancing dengan mata kail sampai dengan ukuran 1 kecil, maka sepat maksimal ukuran kailnya adalah 0.5 kecil. Syukur-syukur kalau anda bisa mendapatkan ukuran 0.1. Sayang tidak semua merk mengeluarkan ukuran ini, kalaupun ada khususnya mata kail impor, para importer jarang yang mau datangkan karena memang jarang sekali pembelinya.

Kelemahan kail ukuran 0.1 adalah sering sekali tertelan sampai tenggorokan sepat, sehingga kita akan sedikit kesulitan mengeluarkan kail dari mulut ikan. Ukuran rekomended untuk mancing sepat adalah 0.3 kecil atau 0.5, memang tingkat keberhasilan hook up tidak setinggi ketika kita menggunakan ukuran 0.1 namun ketika hook up kita juga tidak akan dibuat repot. 

Pelampung
Pelampung berbentuk jarum adalah pelampung yang tepat untuk mancing sepat, bentuknya yang lonjong membuat pelampung ini sangat sensitif saat umpan ikan menyambar umpan. Gunakanlah pelampung jarum dengan panjang maksimal 5cm . Pengunaan pelampung lain sebenarnya bisa saja, selama tidak terlalu besar dan mampu menahan beban timah kail dan umpan. Namun pelampung jarum terbukti yang terbaik.

Timah Daun
Gunakanlah timah lembaran atau biasa disebut dengan timah daun, gunakan timah daun secukupnya agar bisa menenggelamkan setengah badan dari pelampung. Posisi pelampung seperti ini sangat memudahkan kita mengetahui saat yang tepat untuk menggentak joran saat strike terjadi.

Rigging
Susunlah riging sederhana dengan susunan sebagai berikut : Pelampung jarum – timah secukupnya – mata kail. Karena sepat adalah ikan permukaan (jarang sekali mau makan di dasar) maka biarkan mata kail yang sudah terisi umpan mengambang di tengah-tengah air. Jarak yang ideal adalah 20 cm antara pelampung dan timah, sementara dari posisi timah pemberat ke mata kail cukup 5 cm saja.

 Umpan
Banyak sekali jenis umpan yang bisa digunakan untuk memancing sepat, mulai dari umpan universal atau cacing, ramuan pelet juga bisa dipakai untuk memancing sepat. Namun berdasarkan pengalaman umpan untuk sepat yang paling efektif adalah kroto atau daging udang tawar.
Kedua umpan ini juga sangat mudah didapatkan, hampir di setiap toko pancing atau toko yang menjual keperluan makanan burung, kroto selalu menjadi menu utama penjualan. Hal ini disebabkan kroto juga popular sebagai tambahan racikan umpan ikan mas. Sementara apabila anda ingin menggunakan udang cari saja di took-toko ikan mas.

Cukup dengan mencantolkan telur kroto yang masih berbentuk lonjong (belum terbentuk menjadi semut utuh) pada mata kail dan lemparkan pada spot yang diinginkan. Sementara untuk pemakaian udang, anda harus mengambil daging udang sekecil mungkin disesuaikan dengan ukuran mata kail. Lemparkan dan tunggu sepat menyambar.

Start Fishing
Setelah semua peralatan dan umpan kita siapkan, perjalanan memancing sepat pun kita mulai. Seperti yang sudah disampaikan diawal, sesampainya di tempat jangan lupa untuk meluangkan waktu untuk berjalan-jalan mencari tempat sepat bergerombol.

Setelah anda menemukan pusat keramaian sepat, jangan langsung melempar umpan. Perhatikan keadaan sekitar, periksalah tempat mancing anda dengan teliti terutama dari keberadaan binatang seperti ular, semut merah atau serangga yang bisa jadi mengganggu acara mancing anda. Tidak lucu kalau saat sepat sedang ramai-ramainya menyerang anda harus kehilangan momen tersebut hanya karena badan anda gatal-gatal akibat serangan semut merah atau serangga lainnya.

Jangan lupa siapkan bekal air minum atau makanan kecil sehingga acara mancing anda benar-benar enjoy, membawa termos untuk menyeduh segelas kopi tentunya akan lebih menyenangkan apalagi ditambah dengan beberapa batang rokok. Hahaha…

Strike
Setelah anda lemparkan umpan ke hot spot, perhatikan pelampung dengan seksama. Bila sepat di spot tersebut memang banyak biasanya tidak perlu waktu lama untuk sepat menyambar umpan. Karena cara makan sepat tidak langsung menyambar dan menelan umpan seperti ikan-ikan lain, maka gerakan pelampung haruslah diikuti dengan seksama . Apabila gerakan pelampung masih turun naik seperti mesin jahit itu tandanya sepat masih mempermainkan umpan (menyedot dan langsung menyembur umpan berulang kali).

Momen yang paling pas adalah ketika pelampung yang sudah kita set tenggelam untuk setengahnya bergerak tenggelam full. Momen ini hanya beberapa saat saja kurang dari sekejap mata, untuk itu kita harus memiliki gerak reflex yang kuat. Gentaklah perlahan saja, apabila momen itu pas maka seekor sepat akan tergantung manis di joran kesayangan anda.
Bila anda terlambat sepersekian detik saja anda hanya akan mengangkat kail dengan umpan yang sudah rusak. Segera anda harus menggantinya, dim omen-momen inilah sensai mancing sepat akan sangat terasa.

Tidak sedikit para pemancing yang baru mencoba mancing sepat akan putus asa gara-gara selalu gagal mengkonversi strike menjadi hook up, saat itulah kadang-kadang sumpah serapah secara tidak sadar keluar dari mulut hahaha…. Apabila kita mancing bersama dengan teman-teman tentunya momen itu bisa jadi sangat lucu dan menggelikan, keceriaan akan timbul disana.

Dengan terus menambah jam terbang mancing sepat tentunya akan menambah pemahaman akan karakteristik memancing sepat, makanya jangan ragu untuk terus berlatih.

Get Smile
Kepuasaan saat memancing tidak selalu berdasarkan ukuran yang kita dapatkan. Namun kebahagiaan itu bisa kita dapatkan ketika kita benar-benar menikmati setiap tahap ketika memancing. Toh kita kan ingin mancing bukan pingin ikan hehehe… Jadi walaupun cuma sepat, TERSENYUMLAH.:D

Yuk kita Membuat Mata Pada Artificial Lure

Membuat Mata Pada Artificial Lure - Untuk membuat artificial lure yang dapat diandalkan untuk menangkap ikan, kita harus mengerti dulu mengenai apa yang disebut dengan pemicu respon atau pemicu reaksi. Pemicu respon adalah salah satu karakteristik lure yang membuat ikan predator merasa terpaksa untuk menyerang lure. Banyak opini yang beredar diantara para pembuat lure mengenai bagian mana dari sebuah lure yang sebenarnya menjadi pemicu respon yang benar benar akurat. Kesimpulan umum dari fakta fakta yang ada, ternyata bahwa bagian matalah yang merupakan satu dari sekian pemicu respon yang paling efektif.

Penelitian menyatakan bahwa secara virtual semua predator dan mangsa berkomunikasi melalui kontak mata (seperti melakukan dan menghindari kontak mata). Predator dan ikan mangsa berusaha menterjemahkan dan memahami satu sama lain dengan memantau reaksi dari mata masing masing. Sebagai contoh, pupil mata ikan predator secara khas akan menjadi kecil sekali disaat sedang menyerang mangsa, sementara ikan mangsa akan pupil matanya akan membesar disaat sedang diserang atau ketika ketakutan.

Sebagai tambahan, hubungan antara posisi pupil mata dengan poros badan ikan (kemana ikan menghadap) dapat membantu predator untuk mengantisipasi kearah mana ikan mangsa akan lari. Ketika pupil mata mangsa membesar, itulah tanda bahwa ikan mangsa sudah ketakutan dan siap berlari dan predator akan menyerang dengan sudut yang menghalangi arah lari ikan mangsa. Ketika membuat mata pada artificial lure, buatlah bentuk pupil mata menghadap/ menatap kearah tali pancing, sehingga ikan predator dapat mengantisipasi untuk mencegat lure dari arah depan dan akhirnya membuat kontak dengan mata kail.
Mata Artificial Lure
  • Pupil mata harus besar dibanding dengan besar keseluruhan mata.
  • Jika membuat mata hanya dengan satu warna, maka buatlah warna mata lebih gelap daripada badan lure.
  • Pupil mata harus selalu dibentuk menatap pada tali pancing.
  • Garis mata harus lebih kontras disbanding keseluruhan warna lure.
Menggambar mata pada artificial lure
Tehnik menambahkan gambar mata pada lure sangat banyak, contoh dengan menempelkan sticker, mengecat, mencetaknya, menempelkan paku paying. Tehnik yang paling mudah dan baik adalah dengan menggunakan tehnik tetesan paku, yaitu meneteskan cat melalui sebuah paku(kepalanya) ke permukaan lure yang akan diberi mata dan membiarkannya menjadi berbentuk sebuah lingkaran. Selama proses ini kita harus berhati hati agar kepala paku tidak benar benar menyentuh permukaan lure, satu satunya yang boleh menyentuh lure hanyal tetesan cat. Gunakan paku yang berbeda ukuran untuk menadapatkan kreasi mata dengan diameter yang berbeda.

Kenalilah Kebiasaan Makan Ikan

Mengenal Kebiasaan Makan Ikan

Salah satu fakor penentu keberhasilan memancing adalah mengenal kebiasaan makan ikan (food habits) dan cara makan ikan (feeding habits). Dalam praktek sehari-hari kedua faktor tersebut sering diabaikan sehingga pemancing sering mengeluh bahwa ikan yang menjadi targetnya tidak mau menyentuh umpan sama sekali. Hal itu belum tentu disebabkan oleh jenis umpan yang kurang pas, tetapi kemungkinan kegiatan memancingnya dilakukan pada waktu yang kurang tepat, yakni ketika ikan sedang enggan makan. Karena itu, sulit dibayangkan, seorang pemancing bisa sukses memperoleh ikan tanpa memahami food habits dan feeding habits dari ikan target.

secara umum kebiasaan makan dan cara makan ikan terdiri atas aspek tempat makan atau lokasi makan, waktu makan ikan, cara makan ikan, dan jenis makanan kegemaran ikan. Kedua kebiasaan itu tidak sama antara jenis ikan yang satu dan jenis ikan yang lainnya.

Banyak pemancing, baik secara sengaja maupun tidak sengaja, mengabaikan kebiasaan makan ikan dan cara makan ikan. Sepintas, hal tersebut tampak sepele. Padahal, dengan mengenal aspek-aspek tersebut bisa ditentukan secara tepat saat yang paling baik untuk memancing ikan jenis tertentu, menentukan lokasi memancing yang tepat, dan menentukan jenis makanan yang paling disukaioleh ikan sehingga umpan yang sesuai bisa disiapkan terlebih dahulu.

Secara umum, kebiasaan makan ikan bisa dibagi menjadi beberapa hal seperti berikut ini.
a. Kebiasaan Makan Ikan Berdasarkan Tempat
  • Ikan dasar perairan (demersal), yakni ikan jenis ini banyak menghabiskan aktivitasnya di dasar perairan. Contohnya: lele dumbo dan patin.
  • Ikan lapisan tengah perairan, yakni ikan yang mencari makanan yang mengapung di tengah perairan. Ikan jenis ini hanya sewaktu-waktu muncul ke permukaan air atau berenang di dasar perairan. Ikan mas dan bawal termasuk kedalam jenis ini.
  • Ikan permukaan perairan, yakni ikan yang mencari makanan di permukaan air. Umumnya, ikan jenis ini menghabiskan waktunya lebih lama berada di lapisan atas perairan. Ikan dengan kebiasaan seperti ini disebut dengan pelagis atau ikan permukaan. Gurami, nila dan mujair termasuk dalam kategori ini.
  • Ikan menempel, yakni ikan pemakan bahan organik yangmenempel pada subtrat (benda yang terdapat di dalam air), baik yang berada di dalam kolam air (lapisan tengah) maupun yang berada di dasar perairan. Ikan nilem dan sapu-sapu termasuk dalam kategori ini.
b. Kebiasaan Makan Ikan Berdasarkan Waktu
  • Jenis ikan yang aktif mencari makan pada siang hari. Aktivitas makan ikan ini banyak dilakukan pada siang hari. Pada malam hari, mereka lebih banyak beristirahat. Contohnya: ikan mas, nila, bawal, dan gurami.
  • Jenis ikan yang aktif mencari makan pada malam hari (nocturnal). Ikan yang masuk dalam kategori ini jarang mencari makanan pada siang hari. Jenis ikan yang aktif mencari makanan pada malam adalah lele dumbo, lele lokal, dan patin (jambal).

Teknik Mancing Ikan Hampala (Hampala Macrolepidota)

Teknik Mancing Ikan Hampala (Hampala Macrolepidota) - Ikan Hampala (Hampala Macrolepidota) terkenal memiliki tenaga luar biasa. Saat terpancing akan terus berlari bagaikan terpedo. Itukah nikmatnya mancing hampala. Berikut ini kami uraikan rahasia mancing ikan yang termasuk dalam family Cyprinidate alias suku karper-karperan ini. Siapa tahu trik ini bermanfaat bagi anda.
1. Kenali Lubuknya
Ikan hampala suka tinggal di sungai yang beraliran deras dengan tepian dangkal dan berpasir. Di lokasi itu, biasanya banyak ikan-ikan kecil sebagai makanannya dan juga banyak makanan yang hanyut. Selain sungai ikan hampala juga berada di dam atau waduk. Ciri lokasi yang di gemari adalah daerah berpasir atau berbatu kerikil.

2. Menyiapakan Alat Pancing
Joran, Pilih panjang joran antara 1,5 m – 2,5 m, ringan dan berujung lentur. Joran dan ril yang ringan dan lentur membuat kita mudah utuk casting.

Ril sebaiknya kelasnya sama dengan joran, dengan batalan roda 3 atau lebih. Pilihlah yang berjenis ringan supaya tidak terlalu memlemahkan.

Ada banyak merk kenur, pilihan yang kuat dengan ukuran sesuai dengan kelas joran atau ril. Bisanya yang d pakai adalah kelas 4 lbs, jangan memakai kenur telalau kecil karena resiko putusnya besar. Kenur terlalu besar juga kurang bagus karena jarak lempar menjadi pendek.

Untuk umpan, pakailah plug yaitu umpan buatan yang menyerupai ikan kecil. Pilih ukuran plug dari sebesar jari manis orang dewasa hingga seukuran jempol. Selain plug juga bisa dipancing menggunakan popper kecil.

Perlengkapan tambahan seperti rompi bersaku banyak yang di gunakan untuk tempat berbagai piranti mancing seperti kili-kili, pisau, gunting, tang, cadangan kail, sampai dengan korek dan rokok.

3. Saat Yang Tepat
Setelah semua mengenal lokasi dan persiapan piranti sudah oke, maka baruklah kita berburu ikan hampala dengan musim dan yaktu yang tepat. Musim kemarau merupakan musim yang tepat untuk memburu hampala. Salain pinggir sungai tidak becek, air sungai/ waduh jernih sehingnga kita bisa melihat langsung ikan itu ada atau tidak di pinggir sungai. Faktor lain yaitu pada musim kemarau adalah masa hampala memijah. Ikan induk hampala akan menepi untuk bertelur di daerah dangkal dan berpasir. Nah, mancing di saat itulah sangat menjanjikan.

4. Mainkan Plug Anda
Setelah mengenal saat yang tepat, sekarang giliran mengail hampala dengan menggunakan plug. Pertama amatilah lubuk hampala secara cermat. Jika anda sudah mengetahui cobalah mendekati dengan berjalan kaki tanpa menimbulkan suara.

Lemparkan plug anda diantara barisan hampala. Tarik plug anda. Berenangnya plug di air membuat hampala gusar dan ingin mengusirnya dengan menyambar plug tersebut. Setelah mulutnya tersangkut kail, usahakan agar ikan tidak lepas saat bertarung. Jika sampai lepas ikan hampala di daerah itu tidak mau lagi makan umpan plug anda.

Jika anda mancing tidak sendirian, ajak teman anda juga melemparkan plug di belakang umpan anda yang termakan tadi, karena hampala lain juga akan menyambar plug tersebut.

Nie Gan,Cara Ikan Makan Umpan & Pemilihan Mata Kail


Cara Ikan Memakan Umpan
Setiap species ikan mempunyai cara tersendiri memakan umpan, ada yang menyambar, ada juga yang mencuit atau meroteh, ada jenis ikan yang menghisap masuk umpan dan lainnya. Mengenal cara ikan makan umpan adalah penting sekali dan ini akan membantu kita memilih mata kail yang sesuai untuk memacingnya. Cara-cara ikan memakan umpan adalah:

1. Menyambar
Jenis ikan menyambar adalah jenis ikan yang bergigi tajam atau jenis ikan “predator” yang akan makan umpan saat bergerak, entah ikan itu sendiri yang bergerak atau umpannya yang bergerak. Ini selalu berlaku saat kita memancing dengan teknik trolling, casting, atau memancing dengan umpan hidup (live baiting) maupun umpan tiruan. Beberapa jenis ikan yang memiliki pola tingkah seperti ini, antara lain: Ikan Alu Alu, Haruan Tasik, Ikan Yu, Ikan Siakap, Tenggiri, Gerepoh atau GT dan lain lain lagi.
Bagi ikan jenis ini dianjurkan menggunakan mata kail dari jenis “Tuna Hook” atau “Big game Hook” yang mana matanya menegak lurus kepangkal. Ini disebabkan apabila ikan tersebut menyambar umpan, mata kail akan terus mencankuk pada ikan tersebut. Jenis mata kail ini juga mempunyai daya ketahanan yang kuat dan tidak akan bengkok saat hentakan. Kajian menunjukkan bahawa apabila ikan menyambar umpan, kekuatan hentakan adalah lebihckurang 10 kali berat badan ikan tersebut. Misalnya, berat badan ikan itu adalah 10 kg maka kuasa atau berat hentakannya adalah lebih dari 100 kg. Jadi bayangkan sekiranya mata kail itu tidak kuat maka ikan akan terlepas.
2. Ragut
Ragut berarti jenis ikan yang memakan umpan yang tidak bergerak ketika ikan tersebut akan mengambil umpan dan melarikan diri. Ini berlaku saat kita memancing dasar (bottom fishing) atau mengambur (drift fishing) dimana kita mengunakan umpan yang mati. Kebanyakan ikan berkelakuan begini dan diantaranya adalah ikan Jenak, ikan Merah, Pari, Ebek dan bermacam macam lagi. Bagi jenis ikan ragut ini, mata pancing yang baik adalah dari jenis kail yang matanya membengkok sedikit atau dari jenis kail yang disebut ” circle hook”. Circle hook adalah sejenis kail yang dibuat khusus untuk mengcakuk ikan hanya pada mulutnya.

Walau bagaimana pun pengunaan kail jenis ini sedikit berbeda dari kail yang lain, dimana kita tidak boleh menyetaknya. Apabila ikan menarik umpan kita hanya perlu mengencangkan kekiri dan menegangkan tali pancing saja. Kail jenis ini akan mengena secara tersendiri apabila ikan bergerak kepermukaan, oleh sebab itu kail ini mempunyai bengkok dimatanya, sehingga tidak mungkin untuk ikan bisa melepaskan diri. Kelebihan lain pada penggunaan kail jenis ini adalah ikan yang terkena kail ini dapat dilepas kembali hidup-hidup karena ia hanya akan tersangkut pada mulut dan tidak melukai ikan tersebut.

3. Memangut (Nibblers)
Ikan yang makan secara memangut adalah ikan yang makan dan berada ditempat itu. Ikan jenis ini tidak bergerak sewaktu memakan umpan, oleh karena itu amatlah susah untuk kail mengaita ikan tersebut dengan tersendirinya. Jenis ikan yang suka memangut adalah, ikan gelama, ikan duri dan anak anak ikan atau ikan yang berukuran kecil. Bagi ikan yang suka makan begini sebaiknya menggunakan kail jenis lurus atau mempunyai mata yang mendonggak ketepi (off set point). Selain itu, sebaiknya mata pancing yang digunakan janganlah terlalu besar. Untuk mendapat ikan jenis ini kita perlulah cepat menyentaknya ketika diduga ikan memakan umpan.

4. Menghisap (Sucking)
Ada pula ikan yang menghisap umpan kedalam mulutnya seperti, ikan kerapu, gongbelang, pelata bali, dan masih banyak lagi. Ikan jenis ini ada yang mempunyai gigi tajam dan ada juga yang mempunyai insang yang tajam untuk memotong umpan selepas umpan masuk kemulutnya. Bagi ikan dari jenis ini sebaiknya menggunakan kail yang mempunyai tangkal yang panjang.

Fly Tackle – Rod & Reel

Fly Rod
Fly rod didisain untuk memancing dengan melontarkan fly dengan cara memanfaatkan momentum dari fly line dan mengendalikan arah dan jarak. Suatu fly rod yang baik akan cocok dengan line tertentu. Menurut www.fly-fishing-colorado.com, faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih fly rod antara lain:
  • Budget – Sesuaikan fly rod dengan budget anda (walaupun banyak orang bilang harga tidak pernah berbohong). Bagi pemula sebaiknya membeli rod combo untuk mengurangi biaya.
  • Garansi – Biasanya beberapa manufaktur fly rod memberikan lifetime garansi.
  • Fish Species – Jenis ikan apa yang akan anda pancing? Dimana anda akan gunakan (di laut, sungai berarus, atau danau)?
  • Fishing Distance – Berapa jarak pancing normal anda? Umumnya ikan biasanya bisa dipancing dalam jarak 20ft dari tempat kita berdiri. Pilihlah rod yang bisa melakukan overhead cast secara nyaman hingga 45ft. Ini akan memenuhi kebutuhan memancing secara umum.
  • Gender – Pemilihan fly rod bagi pria berbeda dengan wanita. Karena pria memiliki bagian tubuh atas lebih kuat dari pada wanita, maka fly rod bagi pria lebih panjang dari wanita. Panjang rod untuk pria biasanya 9ft sedangkan untuk wanita biasanya 8ft hingga 8,5ft.
  • Casting Ability – Dalam hal ini dibedakan antara seorang pemancing pemula, intermediate dan advanced. Kemampuan ini yang akan menentukan pemilihan flexibilitas rod atau action. Rod dengan medium action biasanya cocok untuk pemancing pemula, intermediate hingga advanced. Sementara fast action cocok untuk pemancing tingkat advanced.
  • Fly Lines – Pemilihan Fly Rod juga harus disesuaian dengan ukuran dan jenis fly line yang kita pakai.
Fly Reel
Dalam teknik mancing fly fishing, reel yang digunakan melekat pada ujung bawah fly rod yang digunakan. Fly reel digunakan untuk memuat backing line serta fly line dan kadang digunakan untuk mengendalikan ikan. Jika kita sering memancing dengan teknik lain, melihat fly reel sepertinya terlalu sederhana. Fly Reel terlihat banyak lubang disisinya, ini gunanya untuk mengurangi berat dan juga untuk mengeringkan air yang menempel pada fly line. Fly reel biasanya digunakan untuk freshwater tapi ada juga yang dibuat untuk saltwater, hal ini dibedakan dari material yang digunakan. Drag sistem yang digunakan dari yang sederhana (click and pawl system) hingga yang bisa diatur dragnya.

Fly reel juga dibuat dalam beberapa ukuran yang disesuaikan dengan ukuran fly line dan rod. Saran dalam memilih fly reel, sebaiknya sebelum membeli dicoba dahulu. Sebisa mungkin membeli fly reel bersamaan dengan membeli fly rod agar kita bisa tahu balanced rig nya. Jangan sampai reel yang kita beli terlalu besar dan terlalu berat bagi rod kita sehingga kehilangan keseimbangan yang menyebabkan mengurangi kenyamanan.

Teknik Menghajar Ikan Gan

Teknik Menghajar Ikan - Untuk pancing yang menggunakan gulungan, termakannya umpan oleh ikan ditandai oleh bunyi uluran tali yang menyerupai bel, sedangkan untuk pancing yang dipegang terasa ada sentakan dari dalam air. Kejadian ini adalah saat yang ditunggu-tunggu oleh setiap pemancing. Dengan adanya tarikan ini, pemancing secara spontan berteriak pada Nakhoda untuk menaikan kecepatan kapal. Hal ini dilakukan agar ikan yang memakan umpan cepat tersangkut pada mata pancing. Jika kecepatan kapal tidak dinaikan, ada kemungkinan ikan melepaskan kembali umpan yang telah masuk ke mulutnya. Bila Nakhoda yakin bahwa ikan telah tersangkut pada mata pancing, kecepatan kapal segera diturunkan sampai lebih pelan dari kecepatan normal menonda. Dalam keadaan seperti ini tetap diperlukan keahlian Nakhoda, jika Nakhoda tidak pintar dalam mengendalikan kapal, ada kemungkinan ikan terlepas kembali.

Setelah kapal berjalan pelan atau berhenti, penarikan tali pancing bisa dimulai, ini dinamakan fighting time. Pemancing profesional biasanya menggunakan sabuk yang telah dilengkapi dengan tempat joran untuk menarik tali pancing. Joran diambil dari rod holder, kemudian dipegang oleh pemancing dengan cara meletakan bagian bawah joran pada sabuk yang telah dilengkapi dengan lubang tempat joran. Tali pancing kemudian digulung perlahan-lahan dengan memutar alat putar yang terdapat pada gulungan.

Irama menggulung tali harus disesuaikan dengan gerakan ikan. Apabila ikan kelihatan melawan, tali harus dihentikan. Sebaliknya bila ikan kelihatan kelelahan, tali harus segera digulung. Demikian seterusnya hingga ikan mendekati kapal. Teknik menggulung tali ditentukan oleh keahlian si pemancing dan dibutuhkan kesabaran yang luar biasa. Apabila si pemancing ceroboh dan tidak sabar ada kemungkinan ikan lepas atau tali putus.

Bagi pemancing yang benar-benar lihai dalam hal tarik ulur dengan ikan, mungkin dalam waktu yang singkat ikan sudah dapat dinaikan ke kapal. Bahkan, mereka juga bisa menangkap ikan yang berukuran besar dengan menggunakan tali yang berukuran relatif lebih kecil. Kelihaian ini pada lomba memancing bisa memperoleh nilai tambah pada kriteria penilaian.
Yang perlu diperhatikan pada saat melakukan penarikan ikan, baik dengan joran atau tanpa joran, adalah kapal harus dalam posisi tidak berjalan. Bila kapal bergerak maju, maka akan terjadi tarik menarik antara si pemancing dengan ikan. Akibatnya tarikan menjadi berat yang kadang-kadang bisa membuat tali putus. Bagi pemancing yang tidak menggunakan joran, penarikan harus dilakukan dengan hati-hati. Apabila ikan yang terkait cukup besar jangan dipaksakan untuk menariknya saat ikan masih melawan. Tunggu dulu sampai ikan benar-benar lemas. Jika dipaksakan menarik tali, jari tangan bisa terluka akibat gesekan senar. Oleh karena itu, jika tidak menggunakan joran, pemancingan disarankan memakai sarung tangan.

Ikan yang sudah kelihatan lemas akibat tarik ulur dengan pemancing, perlahan-lahan akan mendekat ke kapal mengikuti tarikan tali pancing. Meskipun demikian, kadang-kadang ada ikan yang masih memiliki tenaga kuat walaupun sudah mendekati kapal. Ikan marlin dan layaran, misalnya, biasanya masih melawan meskipun sudah berada beberapa meter di belakang kapal. Oleh karena itu, sering kita jumpai pemandangan yang mengasyikan di mana seekor ikan marlin atau layaran melompat keatas permukaan laut (jumping) pada saat di tarik mendekati kapal.

Ikan yang sudah dekat dengan kapal harus ditarik dan diarahkan pada posisi sebelah kiri atau kanan kapal. Maksudnya untuk memudahkan menaikan ikan ke atas dek kapal. Dengan bantuan ganco yang cukup tajam, ikan dikaitkan pada mata ganco, bisa pada tubuhnya atau punggungnya. Untuk ikan yang berukuran besar, lebih baik menggunakan dua ganco.

Bila posisi ganco sudah benar-benar kuat, secara perlahan-lahan ikan dapat dinaikan ke atas kapal. Ganco ini tidak di perlukan bila yang tertangkap ikan kecil. Serok yang terbuat dari jaring dan bertangkai sudah bisa digunakan untuk mengangkat ikan kecil.

Tips Memancing di Berbagai Tempat Gan

Tips Dasar Memancing
Memancing ikan adalah hobi yang cukup menghibur bagi sebagian orang. Dengan melatih kesabaran dan menikmati kesunyian, salah satu bentuk rekreasi ini berkembang jumlah penggemarnya. Lokasi memancing terbagi menjadi 2 bagian yaitu, memancing di sungai atau empang atau di muara, dan memancing di laut.

Peralatan memancing secara umum yang diperlukan adalah:
  • Tongkat pancing beserta reel nya.
  • Umpan (udang, cacing, pelet atau racikan sendiri)
  • Mata kail
  • Tang yang berbentuk lancip (digunakan jika jari tertusuk kail)
  • Pelampung kecil
  • Tempat menyimpan tangkapan
  • Rompi khusus memancing

Memancing di sungai/muara

Yang perlu disiapkan adalah peralatan memancing yang disebutkan di atas dengan memperhatikan faktor umpan dan setting alat pancing. Umpan yang digunakan di lokasi ini umumnya adalah cacing dan udang, sedangkan untuk setting alat pancing adalah memasang mata kail. Jumlah mata kail dalam setiap tongkat pancing minimal 2 mata kail, dengan posisi timah dibawah. Jarak mata kail dengan timah kira-kira 10 cm samapai 15 cm

Memancing di Empang atau Tambak
Peralatan mancing sama seperti di atas dan umpannya tergantung jenis ikan yang akan dipancing. Untuk ikan emas biasanya menggunakan umpan racikan yang dibuat sendiri dan bahan-bahannya juga mudah didapat. Bahannya menggunakan tepung pellet yang berbentuk butiran, daging ikan dan lain-lain. Jika tidak ingin terlalu repot umpan seperti ini bisa diperoleh di toko ikan atau toko pancing. Khusus untuk ikan mujair dan sejenisnya, umpan yang digunakan adalah cacing atau lumut hijau.

Untuk setting alat pancing di lokasi ini, mata kail yang digunakan bisa berjumlah 2 atau lebih dengan posisi pelampung berada diatas mata kail. Ketingian batas pelampung dan timah disesuaikan dengan kedalaman air. Untuk kedalaman 1,5 meter, jarak antara pelampung dan timah juga 1,5 meter, dan pelampung dibatasi pakai stopper.

Memancing di tepi laut
Umpan yang digunakan untuk memancing di tepi laut berbeda dengan memancing di air tawar. Umpan yang digunakan bisa menggunakan cumi yang di potong kecil-kecil, udang atau ikan kecil. Setting alat pancingnya sama dengan setting untuk memancing ikan di sungai.

Penggunaan umpan dengan udang atau ikan kecil biasanya digunakan apabila di tepi laut airnya keruh. Jika airnya bening, umpan yang digunakan bisa menggunakan cumi yang telah dipotong-potong karena ikan yang berada di tengah laut bisa saja mencapai tepi laut.

Memancing di tengah laut
Persiapan memancing ditengah laut adalah alat pancing dan umpan yang biasanya menggunakan cumi utuh. Setting alat pancing menggunakan ada 2 cara dan biasanya digunakan untuk memancing ikan pada kedalaman +/- 100 meter.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More