Memancing Ikan Yang Sangat Unik Ala Srilanka

mancing_Srilanka 
Memancing Ikan Yang Sangat Unik Ala Srilanka - Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain pula ikannya mungkin pepatah indonesia tersebut sesuai dengan kondisi yang digambarkan oleh pemancing di Srilanka. Mereka mempunyai cara mancing yang sangat unik, berbeda dengan daerah lain pada umumnya.

Cara memancing yang sangat unik ini merupakan tradisi yang turun temurun dari masyarakat Srilanka, yang berada di distrik Galle sebelah Barat Daya Srilanka. Khususnya yang berada di sekitar kota Kathaluwa dan Ahangama. Menurut sebagian dari mereka, tradisi memancing dengan cara seperti ini dimulai sejak jaman Perang Dunia II.

Kegiatan mancing tersebut dimulai pagi hari ketika matahari mulai terbit. Dengan alat pancing
yang cukup sederhana, mereka secara kompak beramai-ramai mancing bersama. Berpijak pada
tiang-tiang kayu di atas terumbu karang, para pemancing berusaha untuk selalu menjaga
keseimbangan badan mereka agar tidak terjatuh ke laut.

Para pemancing ini akan duduk di atas batang melintang disebut petta yang terikat pada tiang
vertikalnya yang ditanam di dalam terumbu karang. Mereka berpegangan dengan satu tangan
sementara tangan lainnya memegang pancing. Mereka berharap memperoleh ikan baring (koraburuwa)
dan ikan mackerels (bolla), yang nanti akan disimpan dalam tas plastik yang tergantung di
pinggang atau di tiang. Tiang ini panjangnya 3-4 meter dengan sekitar 1,5 meternya tertanam di
terumbu karang

Mereka tidak menggunakan jala karena mereka beralasan dengan menggunakan jala ikan akan sangat
terganggu dan persediaan ikan dilaut akan cepat habis jika memakai jala. Mereka hanya bisa
menunggu dengan sabar di atas tiang-tiang dan berusaha menarik perhatian ikan-ikan dengan cara
tradisional. Hasil tangkapannya nanti akan dijual kembali oleh para pemancing. Tradisi mancing
seperti ini sempat menghilang setelah bencana Tsunami yang melanda negara dan bagian-bagian
lain samudera hindia. Tapi tidak beberapa lama kemudian rakyat kembali ke kebiasaan mereka.

0 komentar:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More